Thread
profile picture
Noniussss
Student XII IPA
Setelah menghadiri Konferensi Liga Internasional Wanita, Mohammad Hatta kembali ke Belanda via Paris. Dia tinggal beberapa hari di Paris. Sesampainya di Den Haag, pada 23 September 1927, dua polisi datang membawa surat perintah penahanan. Hatta dibawa ke penjara di Casiusstraat. "Negeri ini sepantasnya mengibarkan bendera setengah tiang," ucap Mr. Duys. Sehari setelah penangkapan, seorang pengacara Belanda datang menemui Hatta di sel. Mr. Duys namanya. Menurutnya, penahanan Hatta ini telah mencoreng kewibawaan dan hukum negeri Belanda. Dia dan Mr. Mobach bersedia membela secara gratis. "Alhamdulillah," batin Hatta Tapi, "Apa Tuan sudah tahu pasal aku ditahan?” tanya Hatta. Mr. Duys menyeringai, "Tentu." Dia turunkan kakinya yang di awal duduk disilangkan "Ada tiga tuduhan yang dijatuhkan pada Tuan: menjadi anggota perhimpunan terlarang, terlibat dalam pemberontakan, dan penghasutan untuk menentang Kerajaan Belanda." Hatta cuma tersenyum mendengarnya. Dia memang sudah mempelajari. Tapi, tanpa kopi pekat panas, malas rasanya mendengarkan segala fitnah itu. Tapi, sudahlah. Bagaimanapun, orang ini hadir membawa harap. Mr. Duys adalah tamu. Tamu pertama dan mungkin akan menjadi satu-satunya tamu yang berani datang ke sel ini. "Ada tiga rekan Tuan yang juga ditahan dengan tuduhan yang sama: Tuan Nazir Pamontjak, Tuan Ali Sastromidjojo, dan Tuan Abdul Madjid Djojoadiningrat. Sebenarnya masih ada tiga orang lagi," kata Mr. Duys, "tapi karena mereka sedang di luar negeri, otomatis tidak dapat ditahan." Mr. Duys melirik ke arah Hatta, "Tuan Achmad Soebardjo, Tuan Gatot Tarumihardjo, dan Tuan Arnold Manuhutu." Informan andal. "Ya, mereka memang sedang di luar negeri untuk keperluan propaganda bagi kemerdekaan tanah air kami," Hatta tertawa dalam hati, "mereka lebih beruntung. Harusnya aku mendengarkan nasihat mereka untuk tidak pulang dulu ke negeri ini selepas menghadiri Kongres Liga Wanita Internasional untuk Perdamaian dan Kemerdekaan dua minggu lalu. Tapi, semua telah terjadi," batinnya. Sumber: Sergius Sutanto, Hatta: Aku Datang karena Sejarah, Bandung, Qanita, 2018
3 tahun yang lalu
total answer
0
total comment
0
share

Jawaban (0)