Hormon pada tumbuhan ada yang bekerja secara sinergis (saling mendukung) dan antagonis (berlawanan). Hormon yang bekerja secara sinergis adalah hormon auksin, giberelin dan sitokinin. Ketiga hormon ini merangsang pertumbuhan tanaman dan menghambat penuaan pada tanaman. Hormon auksin dan sitokinin bekerja sama dalam pembentukan organ batang dan organ akar, termasuk pembentukan cabang batang dan cabang akar. Hormon auksin dan hormon giberelin bekerja sama dalam pembentukan buah tanpa biji. Sedangkan hormon yang berlawanan kerjanya adalah hormon sitokinin dengan asam absisat atau sitokinin dan gas etilen. Hormon sitokinin menginduksi pembelahan sel dan mensuplai nutrisi pada tanaman sehingga dapat mencegah penuaan dan mencegah gugurnya daun atau bunga pada tanaman, sedangkan hormon asam absisat dan gas etilen mendorong pengguguran daun dan bunga. Asam abisat mendorong pengguguran daun pada saat lingkungan sedang tidak mendukung, sedang gas etilen mendorong pengguguran daun pada daun tua.
Dengan demikian, hormon yang bekerja secara sinergis adalah hormon auksin, giberelin dan sitokinin. Sedangkan hormon yang belerja secara antagonis adalah asam absisat dengan sitokinin atau gas etilen dengan sitokinin.
Hormon pada tumbuhan yang bekerja secara sinergis adalah hormon auksi dan hormon giberelin. Hormon auksin membuat pemanjangan, diferensiasi sel serta pembelahan pada tumbuhan. Sedangkan hormon giberelin berperan untuk merangsang pembentukan enzim amilase yang memecah senyawa amilum sehingga menjadi senyawa glukosa yang dapat digunakan sebagai energi pada tumbuhan untuk bertumbuh sehingga saling bersinergis dengan hormon auksin yang berfungsi untuk perkembangan tumbuhan.
Hormon pada tumbuhan yang bekerja secara antagonis adalah
Hormon Sitokinin adalah hormon yang digunakan untuk membelah sel.
mengatur pembentukan bunga dan buah, Hormon ini biasanya digunakan untuk membantu pertumbuhan daun, akar dan batang pada tumbuhan.
Sedangkan Asam Absisat (ABA) digunakan untuk mempertahankan tumbuhan dari kekurangan air, musim dingin dan kadar garam yang tinggi. Asam Absisat digunakan untuk memperlambat pertumbuhan serta menghambat tumbuhan untuk tumbuh. Hal ini tentunya berantagonis dengan hormon Sitokinin.
Penjelasan lebih lanjut:
Gas etilen adalah hormon yang berfungsi untuk mematangkan buah dan merontokkan daun. Gas etilen terdiri dari susunan senyawa etilen yang memiliki wujud gas tidak berwarna dan mudah menguap. Jika gas etilen lebih tinggi daripada hormon giberelin dan hormon auksin, maka gas etilen akan menghambat proses pembentukan akar, bunga dan batang. Tetapi, jika memiliki kadar yang sama, maka gas etilen akan merangsang proses pembentukan bunga.
Gas etilen sering dipakai oleh pedagang buah saat ingin melakukan distribusi atau import. Buah sudah dipetik sebelum matang sehingga buah tidak menjadi busuk saat proses pengiriman. Buah akan diperam dengan cara diberikan etilen sudah cepat matang dan dapat dijual.