Hasil-hasil persilangan seperti yang dilakukan oleh Mendel, ternyata tidak semuanya berlaku untuk persilangan makhluk hidup lainnya. Pada persilangan monohibrid dihasilkan perbandingan fenotip F2 sebesar 3 : 1 dan pada persilangan dihibrid sebesar 9 : 3 : 3 : 1. Pada kenyataannya ketika dilakukan penyilangan, terkadang ditemukan penyimpangan yang menghasilkan perbandingan fenotip F2 yang tidak sama dengan hukum Mendel. Misalnya pada suatu persilangan diperoleh hasil keturunan F2 dengan perbandingan 9:7 atau 9:3:4. Penyimpangan yang terjadi seperti itu disebut sebagai penyimpangan semu dari temuan Mendel.
Sebenarnya hukum mendel masih berlaku dalam pola pewarisan tersebut, hanya terdapat sedikit kelainan akibat sifat gen-gen yang unik. Perbandingan 9:7 merupakan perbandingan 9:(3+3+1), dan perbandingan 9:3:4 merupakan perbandingan 9:3:(3+1).
Salah satu bentuk penyimpangan semu hukum mendel adalah polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen-gen berbeda alel yang memunculkan satu fenotip dan bersifat kumulatif (saling menambah). Contohnya adalah warna merah pada biji gandum yang ditentukan oleh dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna merahnya akan semakin kuat.