1. Mengapa bibit tanaman hasil kultur jaringan tidak boleh langsung ditanam di lahan tanam? 

Pernah dengar kasus suatu negara nyuri jaringan tumbuhan gak? Wah untuk apa, emang bisa dijadikan perabotan atau makanan gitu? Eitsss bukan ya, tapi untuk dikultur bisa jadi tumbuhan baru yang identik dengan tumbuhan yang dicuri tadi? 

Hah gimana gimana? Iya ternyata jaringan tumbuhan itu bisa dikulturkan lho, yang disebut dengan kultur jaringan. Apa itu kultur jaringan? Terus gimana prosesnya ya? Yuk kita bahas!


Step 1. Identifikasi Konsep

Kultur jaringan adalah metode perbanyakan tanaman yang dilakukan secara buatan dengan memanfaatkan sifat totipotensi tumbuhan dan mengembangkannya pada media buatan (in vitro). 

Hah apa itu sifat totipotensi tumbuhan? 

Sifat totipotensi tumbuhan adalah kemampuan sel, jaringan, atau organ tumbuhan untuk dapat tumbuh menjadi individu/tumbuhan yang utuh. 

Nah contoh sifat totipotensi itu kayak gini pahamifren. Biasanya bagian daun bawang yang kita gunakan yang bagian hijaunya aja ya kan sedangkan bagian pangkalnya itu jarang dipakai, nah daripada bagian pangkalnya dibuang coba deh kalian tanam ditanah, kira-kira bisa tumbuh gak ya? 

Ya bisa tumbuh, nah kemampuan tumbuhan seperti itu yang disebut dengan totipotensi. Selain memanfaatkan sifat totipotensi tumbuhan, kultur jaringan ini juga memanfaatkan sifat autonom sel yaitu sel dapat mengatur aktivitas hidupnya sendiri. Maksudnya, sel tumbuhan dapat melakukan metabolisme serta tumbuh dan berkembang secara independen jika diisolasi dari jaringan induknya.

Prinsip dari kultur jaringan ini adalah mengisolasi bagian tanaman yang akan dikultur dan mengembangkannya pada media buatan atau (in vitro). In vitro ini artinya lingkungan atau kondisi yang terkontrol atau di luar organisme hidup. Jadi kita bisa mengamati secara langsung proses pertumbuhan tadi. 

Terus apa aja sih tahapan pada kultur jaringan? 

Adapun tahapan pada kultur jaringan yaitu sebagai berikut : 

1. Sterilisasi, 
tahap ini dilakukan untuk membunuh mikroorganisme atau menghindari terjadinya kontaminasi bakteri atau jamur. Jadi sebelum memulai kultur jaringan semua alat dan bahan yang akan digunakan harus benar-benar steril agar terhindar dari kontaminasi bakteri ataupun jamur yang menyebabkan kegagalan pada kultur jaringan. 

Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan pemanasan, penyemprotan alkohol atau etanol, pencucian dengan larutan kaporit atau pun HgCL2. Sterilisasi dengan pemanasan biasa menggunakan nyala api dan autoklaf. Yang biasanya di sterilisasi menggunakan pemanasan adalah alat-alat yang akan digunakan pada kultur jaringan serta media pertumbuhan kultur jaringan. 

2. Pembuatan media,
 tahap ini dilakukan untuk membuat media tumbuh yang akan digunakan pada kultur jaringan. Media yang digunakan biasanya mengandung garam mineral, vitamin, hormon dan bahan tambahan seperti gula dan agar. 

Semua senyawa tadi dilarutkan ke dalam air dan dilarutkan sesuai komposisinya kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca atau labu erlenmeyer untuk sterilisasi menggunakan autoklaf. Media tersebut harus benar-benar steril karena media tadi itu kan mengandung banyak nutrisi, kalo gak steril bisa menyebabkan tumbuhnya bakteri ataupun jamur

3. Inisiasi, tahap ini merupakan tahapan pengambilan bagian tanaman yang ingin dikultur, biasanya bagian yang memililiki banyak jaringan meristemnya seperti pangkal akar maupun batang, tapi bagian lain seperti daun juga bisa digunakan. 

Bagian tumbuhan (sel, jaringan, organ) yang akan dikultur tadi itu disebut dengan Eksplan. Eksplan ini harus disterilisasi terlebih dahulu menggunakan larutan antijamur, ataupun antibakteri, seperti larutan kaporit. Larutan kaporit itu kayak pemutih pakaian atau penjernih air yang sering kita gunakan itu lho pahamifren. 

4. Multiplikasi, tahap ini merupakan penanaman eksplan pada media untuk diperbanyak dan diletakkan di tempat steril pada suhu kamar dan penyinaran yang sesuai. Tempatnya itu disebut dengan Laminar Air Flow Cabinet. Tujuannya agar eksplan tersebut bisa tumbuh dan terhindar dari kontaminasi bakteri ataupun jamur. 

Setelah 2-3 minggu eksplan ini akan tumbuh menjadi kalus. Kalus ini adalah sekumpulan sel yang bentuknya tidak beraturan dan berperan sebagai bakal bibit. Setelah 4-6 minggu kalus ini akan membentuk akar, batang, dan daun atau tumbuhan kecil yang lengkap yang disebut dengan planlet. 

5. Aklimatisasi, tahap ini merupakan penyesuaian tanaman sebelum memasuki lingkungan barunya. Kenapa sih harus diadaptasikan dulu? 

Nah seperti yang kita ketahui tadi kan bahwa kultur jaringan itu dilakukan di ruangan aseptis dan steril atau dalam kondisi laboratorium, nah plantlet yang dihasilkan tadi tidak bisa langsung di tanam di kondisi yang terbuka atau lapangan terbuka hal tersebut bisa menyebabkan tumbuhan terkejut dengan perubahan lingkungannya atau tumbuhan tersebut bisa stress, jadi harus diadaptasikan terlebih dahulu, adaptasi ini dapat dilakukan dengan menempatkan tumbuhan tadi ditempat yang sedikit intensitas cahaya terlebih dahulu kemudian setiap harinya ditambah sampai tumbuhan tersebut benar-benar sudah bisa ditanam di lingkungan barunya. 

Nah secara singkatnya proses kultur jaringan dapat dilihat pada gambar berikut ini. 
<img src="https://storage.pahamify.com/DoubtSolving/production/CourseId-4/ChapId-103/LessonId-302/ModuleId-2/QuestionCode-21GHTHXUULX/Screen Shot 2021-09-06 at 17.26.47.png" />
Sumber : Microbiologynote.com

Step 2. Pembahasan Identifikasi masalah dan solusi

Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa bibit tanaman hasil kultur jaringan tidak boleh di tanam di dalam lahan tanam karena kultur jaringan itu dilakukan di ruangan aseptis dan steril atau dalam kondisi laboratorium. 

Nah plantlet yang dihasilkan tadi tidak bisa langsung di tanam di kondisi yang terbuka atau lapangan terbuka hal tersebut bisa menyebabkan tumbuhan terkejut dengan perubahan lingkungannya atau tumbuhan tersebut bisa stres atau tidak dapat tumbuh, jadi harus diadaptasikan terlebih dahulu. Proses ini disebut dengan aklimatisasi