1. a. C. Berikut merupakan pernyataan yang benar mengenai sistem saraf adalah .... membran mielin dari sel saraf tepi dan pusat dibuat oleh sel Schwan b. semua sel saraf memiliki membran mielin pada sel saraf yang bermielin, depolarisasi membran sel hanya terjadi pada nodus renvier d. sel saraf berukuran kecil mampu menghantarkan rangsang lebih cepat daripada sel saraf berukuran besar beda potensial sel saraf ketika sel saraf tidak menghantarkan atau menerima rangsang ditentukan oleh permebealitas membran sel terhadap ion K e. + 

Teman-teman, pernah terpikirkan tidak, bagaimana tubuh kita bisa melakukan banyak aktivitas sekaligus? 

Seperti saat kamu lagi belajar di sekolah, kamu bisa mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru, sekaligus mendengarkan penjelasan yang diberikan. Kamu juga bisa dengan paham untuk menjawab pertanyaan yang diujikan oleh guru. 

Nah, hal tersebut karena terdapat sistem koordinasi yang berperan untuk mengatur atau mengkoordinasi tubuh kita agar bisa melakukan berbagai macam aktivitas. Sistem koordinasi ini, terdiri atas sistem indra, sistem saraf, dan sistem hormon. 

Kali ini, kita akan membahas salah satu diantara mereka yaitu mengenai sistem saraf. Nah, sistem saraf ini berperan sangat besar dalam menyampaikan, meneruskan, dan mengolah informasi yang ada di dalam tubuh kita, teman-teman! 

Sistem saraf ini terdiri atas dua macam, yaitu sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi (saraf spinal, saraf kranial, dan glia). 

Seluruh sistem saraf ini, tersusun atas neuron yang merupakan sel saraf yang tersusun atas dendrit, badan sel saraf, inti sel saraf, dan akson. 

Sebelum kita bahas lebih lanjut, konsep pada soal ini adalah Komponen, Fungsi, dan Mekanisme Kerja Sistem Saraf dan kali ini, kita akan membahas mengenai struktur dari sistem saraf.

Identifikasi Konsep 

Tahukah teman-teman, bahwa informasi yang dihantarkan oleh sistem saraf di dalam tubuh kita berupa impuls listrik, loh! Wah, kok bisaa, yaaa? 

Sebuah sinyal atau impuls saraf di tubuh kita, umumnya berkekuatan 0,1 volt. Sinyal saraf yang paling lambat berjalan kira-kira 0,5 m/detik, sedangkan yang paling cepat berjalan di atas 100 m/detik. Wah cepat sekali, yaaa. 

Impuls saraf ini dihantarkan oleh sebuah sel saraf (neuron) yang tersusun atas dendrit, badan sel saraf, inti sel saraf, dan akson yang bisa kita lihat pada gambar peraga berikut ini.

<img src="https://storage.pahamify.com/DoubtSolving/production/CourseId-4/ChapId-110/LessonId-419/ModuleId-2/QuestionCode-21GFQNJB6NY/neuron-structure.jpg" />
Gambar 1 Struktur sel saraf (neuron)
Sumber: Nerve Tissue (National Cancer Institute)

Teman-teman pada gambar diatas dapat kita ketahui bahwa dalam struktur sel saraf, terdapat akson (neurit) yang merupakan perpanjangan dari sitoplasma dalam bentuk tunggal. 

Akson dibungkus oleh sebuah lapisan lemak yang disebut dengan selubung mielin. Selubung mielin adalah bagian khusus dari membran plasma sel yang disebut sel Schwann. Sel Schwann termasuk kedalam neuroglia dan berfungsi melindungi akson dari kerusakan, luka, atau tekanan. 

Selubung mielin ini terdapat pada organisme vertebrata yang berperan dalam menghantarkan potensial aksi dalam kecepatan yang tinggi. Selubung mielin dihasilkan oleh dua tipe glia, yaitu oligodendrosit pada sistem saraf pusat, dan sel Schwann di sistem saraf tepi. 

Setelah itu, terdapat bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin yang disebut dengan nodus Ranvier. Nodus Ranvier ini, sangat berperan dalam mekanisme konduksi lompatan dalam penghantaran impuls atau rangsangan. 

Akson berperan untuk menghantarkan impuls saraf dari badan sel untuk diteruskan hingga mencapai ujung akson, yaitu sinapsis dan diteruskan menuju efektor (sel saraf, sel otot, sel kelenjar). 

Pada proses penghantaran impuls saraf ini, prosesnya terjadi secara satu arah (dari prasinaps – celah sinaps – dan pascasinaps) dan berlangsung dengan kecepatan yang tinggi. 

Proses dari perjalanan impuls saraf ini melibatkan potensial aksi dari ion natrium dan kalium membentuk kondisi depolarisasi, polarisasi, dan repolarisasi yang terjadi di sepanjang akson. 

Pada saat kondisi istirahat (polarisasi), yaitu pada saat tidak adanya impuls saraf, maka hal ini ditentukan oleh permeabilitas membran sel terhadap difusi dari ion kalium. Bila impuls telah berada di ujung akson, ujung akson akan mengeluarkan neurotransmitter. 

Adapun pada saat kondisi aktif (depolarisasi), terjadi saat adanya rangsangan dan pengiriman sinyal listrik, sehingga membran sel lebih permeabel terhadap ion natrium. Kondisi ini terjadi pada nodus ranvier yang bermielin.

Setelah itu, pada kondisi repolarisasi terjadi perubahan muatan dari depolarisasi menjadi polarisasi. Perubahan muatan ini terjadi karena saluran natrium tertutup dan saluran kalium terbuka, sehingga banyak ion kalium yang keluar dari membran sel.

Pembahasan Identifikasi Masalah dan Solusi

Jadi, pernyataan yang benar mengenai sistem saraf adalah (c). pada sel saraf yang bermielin, depolarisasi membran sel hanya terjadi pada nodus ranvier.