15. Metode kontrasepsi yang bekerja menghambat ovulasi, antara lain A. sistem kalender B. kondom C. suntik hormon progestin D. IUD (intrauterine device) E. tubektomi 

Apakah kalian pernah mendengar cerita bahwa pada zaman dahulu, di generasi kakek-nenek kita, seorang wanita bisa memiliki 8 anak, 10 anak, 12 anak, bahkan lebih? Iya, karena pada zaman itu, belum ada alat kontrasepsi.

Kontrasepsi adalah upaya pencegahan kehamilan atau penjarangan kehamilan, supaya ada jarak waktu kelahiran antara anak pertama dengan anak selanjutnya. Kontrasepsi juga bisa digunakan untuk membuat seorang ibu tidak bisa hamil lagi (kontrasepsi permanen).

Kontrasepsi bisa berupa kontrasepsi secara fisik (menghalangi sperma dan ovum untuk bertemu) dan hormonal (mengubah hormon dalam tubuh sehingga waktu ovulasi bisa ditunda/dihentikan dengan hormon sintetis).

Step 1. Identifikasi Konsep

Kontrasepsi fisik contohnya adalah penggunaan kondom yang menghalangi sperma masuk vagina, tubektomi yang memotong tuba falopi sehingga sel sperma tidak bisa membuahi ovum, IUD yaitu dengan menanamkan batang di dalam rahim untuk mencegah implantasi janin, dan sistem kalender dimana pasangan suami istri merencanakan berhubungan badan pada saat tidak ovulasi, agar sel sperma tidak bertemu sel telur.

Kontrasepsi hormonal contohnya pil KB atau suntik KB. Pil KB atau suntik KB memiliki kandungan hormon estrogen, progestin, atau kombinasi keduanya. 

Progestin adalah hormon progesteron sintetik.
Mekanisme utama KB hormonal ini dalam mencegah kehamilan ada tiga, yakni menebalkan lendir leher rahim, menipiskan dinding rahim, dan menunda ovulasi.

Progestin bisa merangsang leher rahim untuk mengeluarkan banyak lendir atau mukus, sehingga apabila ada sperma masuk, sperma tidak bisa masuk lebih jauh ke arah rahim/terjebak di lendir, juga membuat dinding rahim menjadi tipis agar tidak terjadi implantasi, dan mencegah terjadinya ovulasi.

Pada saat ovulasi, kadar progesteron alami dalam tubuh akan sangat rendah. Saat seorang wanita mengkonsumsi/disuntik KB yang mengandung progestin, maka kadar progesterone akan meninggi. Tubuh akan “menganggap” bahwa ini bukan waktunya ovulasi karena kadar progesteron sedang tinggi, sehingga ovulasi tidak terjadi. Saat wanita tersebut berhenti mengkonsumsi/disuntik KB, kadar progesterone akan kembali normal, dan siklus menstruasi kembali seperti semula.

Step 2. Pembahasan Identifikasi masalah dan solusi

Jadi, metode kontrasepsi yang menghambat ovulasi adalah C, suntik hormon progestin.