26. Gula pasir (sukrosa) di dalam air tetap sebagai molekul sukrosa (C,,H,O,,). Peristiwa ini menunjukan bahwa sukrosa bersifat ... nonelektrolit . a. b. elektrolit kuat C. elektrolit lemah d. menyalakan lampu menghantarkan listrik e. 

Pada soal di atas, ditanyakan mengenai perbedaan sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena itu, konsep yang digunakan untuk menjawab soal ini adalah daya hantar listrik pada larutan nonelektrolit.

Identifikasi Konsep

Apa itu Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit?
Larutan elektrolit merupakan larutan yang memiliki ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dibedakan menjadi larutan elektrolit kuat (terionisasi sempurna) dan larutan elektrolit lemah (terionisasi sebagian). Sementara itu, larutan nonelektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Teori Ion Arrhenius
Svante August Arrhenius (1887) berhasil menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik melalui teori ionnya. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas sehingga ion-ion itulah yang akan menghantarkan listrik, sedangkan pada larutan nonelektrolit zat-zatnya tidak terurai menjadi ion-ion tetapi tetap berupa molekul.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gula pasir atau sukrosa (C12H22O11) bersifat nonelektrolit, karena sukrosa di dalam air tetap sebagai molekul sukrosa (tidak terurai menjadi ion-ionnya).

Pembahasan