Pembahasan Stoikiometri
Penjelasan Konsep
Pada soal ditanyakan rumus kimia dari kalium oksida, fosfor pentaoksida, besi (II) sulfida, dan aluminium sulfat, maka konsep yang digunakan adalah tatanama senyawa biner dan ion.
Pembahasan Identifikasi Masalah dan Solusi
Seperti halnya penamaan unsur, senyawa juga harus diberi nama yang spesifik. Awalnya penamaan senyawa ditentukan berdasarkan nama penemu, nama tempat, atau sifat tertentu dari senyawa tersebut. Contohnya garam Glauber yaitu natrium sulfat KaTeX can only parse string typed expression yang ditemukan oleh J.R. Glauber. Contoh lain adalah soda pencuci KaTeX can only parse string typed expression yang digunakan untuk melunakkan air dari ion KaTeX can only parse string typed expression dan KaTeX can only parse string typed expression. Namun, penamaan tersebut dirasa kurang efektif karena semakin lama semakin banyak ditemukan senyawa sehingga perlu cara (sistem) untuk memberikan namanya. Jika tidak, maka akan sangat sulit untuk menghafalkan nama dari masing-masing senyawa karena tidak ada pola. Saat ini penamaan senyawa didasarkan pada rumus kimia dari senyawa. Senyawa dapat dibentuk oleh dua atau lebih jenis unsur, sehingga aturan penamaannya pun akan berbeda. Untuk menyelesaikan soal ini, mari kita bahas aturan tatanama senyawa biner, terner, dan ion.
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya dibentuk oleh dua jenis unsur. Misalnya KaTeX can only parse string typed expression, KaTeX can only parse string typed expression, dan KaTeX can only parse string typed expression. Senyawa biner dapat disusun oleh kombinasi unsur logam dan nonlogam melalui ikatan ion atau antar unsur nonlogam melalui ikatan kovalen. Mari kita bahas satu-persatu:
1) Aturan penamaan senyawa biner yang dibentuk melalui ikatan kovalen adalah:
Nama nonlogam-1_nama nonlogam-2 + akhiran (ida)
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression = Hidrogen klorida (yang umum dikenal dengan asam klorida)
KaTeX can only parse string typed expression = nitrogen monoksida
Jika dua buah unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka untuk membedakannya kita bisa menyebutkan angka indeks dari unsur tersebut dalam bahasa Yunani:
1 = mono, 2= di, 3= tri, 4= tetra, 5= penta, 6= heksa, 7= hepta, 8= okta, 9= nona, 10= deka.
*unsur nonlogam ke-1 jika jumlahnya hanya satu tidak perlu diberi awalan mono.
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression = nitrogen monoksida
KaTeX can only parse string typed expression = nitrogen dioksida
KaTeX can only parse string typed expression = dinitrogen pentaoksida
KaTeX can only parse string typed expression = karbon monoksida
KaTeX can only parse string typed expression = karbon dioksida
2) Aturan penamaan senyawa biner yang dibentuk melalui ikatan ionik adalah:
Nama logam_nama nonlogam+ida
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression = natrium oksida
KaTeX can only parse string typed expression = magnesium oksida
KaTeX can only parse string typed expression = kalium klorida
KaTeX can only parse string typed expression = magnesium klorida
*tidak perlu menyebutkan angka indeks
Jika logam transisi maka kita perlu menuliskan biloksnya untuk membedakan tiap senyawa yang dapat dibentuk oleh dua jenis unsur yang sama. Hal ini karena logam transisi umumnya memiliki biloks lebih dari satu, sehingga aturan penamaannya menjadi:
Nama logam(biloks logam)_nama nonlogam+ida
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression = Besi (II) oksida
KaTeX can only parse string typed expression = Besi (III) oksida
Senyawa ionik terdiri atas kation (ion +) yang berasal dari logam dan anion (ion -) yang berasal dari nonlogam. Untuk menyatakan rumus kimia dari senyawa ionik dapat dituliskan dengan menyebutkan kation terlebih dahulu baru diikuti dengan anionnya.
Contohnya senyawa natrium klorida ditulis sebagai NaCl bukan ClNa.
Rumus senyawa ion mengikuti pola:

*jika a dan b = 1 maka tidak perlu dituliskan. Rumus senyawa ion ditentukan berdasarkan perbandingan muatan kation dan anion. Jumlah muatan positif dan negatif harus sama.
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression + KaTeX can only parse string typed expression → KaTeX can only parse string typed expression (natrium klorida)
KaTeX can only parse string typed expression + KaTeX can only parse string typed expression → KaTeX can only parse string typed expression (magnesium klorida)
KaTeX can only parse string typed expression + KaTeX can only parse string typed expression → KaTeX can only parse string typed expression (natrium sulfat)
KaTeX can only parse string typed expression + KaTeX can only parse string typed expression → KaTeX can only parse string typed expression (kalium oksida)
Pada soal ditanyakan rumus kimia dari kalium oksida, fosfor pentaoksida (seharusnya difosfor pentaoksida), besi (II) sulfida, dan aluminium sulfat. Mari kita bahas satu-persatu:
1) kalium oksida dibentuk oleh unsur logam utama kalium (K) dan nonlogam oksigen (O) sehingga mengiktui aturan tatanama senyawa biner ionik. unsru K dapat membentuk ion KaTeX can only parse string typed expression dan oksigen membentuk ion KaTeX can only parse string typed expression. Dengan demikian rumus kimia kalium oksida adalah:

2) difosfor pentaoksida dibentuk oleh unsur nonlogam fosfor (P) dan nonlogam oksigen (O) sehingga mengikuti aturan tatanama senyawa biner kovalen, sehingga kita perlu menyebutkan angka indeks dari unsurnya. Dengan dekimian rumus kimia difosfor pentaoksida adalah KaTeX can only parse string typed expression.
3) besi (II) sulfida dibentuk oleh unsur logam transisi besi (Fe) dan nonlogam sulfur (S) sehingga mengikuti aturan tatanama senyawa biner ionik transisi. Pada nama senyawa terdapat angka dua romawi di dalam kurung yang menunjukkan biloks atau muatan dari logam Fe. Kita tahu sulfur dapat membentuk ion KaTeX can only parse string typed expression, sehingga rumus kimianya menjadi:

4) aluminium sulfat adalah senyawa ionik terner yang berupa garam dan dibentuk oleh kation aluminium KaTeX can only parse string typed expression dan anion sulfat KaTeX can only parse string typed expression, dengan demikian rumus kimianya menjadi:

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya dibentuk oleh dua jenis unsur. Misalnya KaTeX can only parse string typed expression, KaTeX can only parse string typed expression, dan KaTeX can only parse string typed expression. Senyawa biner dapat disusun oleh kombinasi unsur logam dan nonlogam melalui ikatan ion atau antar unsur nonlogam melalui ikatan kovalen. Mari kita bahas satu-persatu:
1) Aturan penamaan senyawa biner yang dibentuk melalui ikatan kovalen adalah:
Nama nonlogam-1_nama nonlogam-2 + akhiran (ida)
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression = Hidrogen klorida (yang umum dikenal dengan asam klorida)
KaTeX can only parse string typed expression = nitrogen monoksida
Jika dua buah unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka untuk membedakannya kita bisa menyebutkan angka indeks dari unsur tersebut dalam bahasa Yunani:
1 = mono, 2= di, 3= tri, 4= tetra, 5= penta, 6= heksa, 7= hepta, 8= okta, 9= nona, 10= deka.
*unsur nonlogam ke-1 jika jumlahnya hanya satu tidak perlu diberi awalan mono.
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression = nitrogen monoksida
KaTeX can only parse string typed expression = nitrogen dioksida
KaTeX can only parse string typed expression = dinitrogen pentaoksida
KaTeX can only parse string typed expression = karbon monoksida
KaTeX can only parse string typed expression = karbon dioksida
2) Aturan penamaan senyawa biner yang dibentuk melalui ikatan ionik adalah:
Nama logam_nama nonlogam+ida
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression = natrium oksida
KaTeX can only parse string typed expression = magnesium oksida
KaTeX can only parse string typed expression = kalium klorida
KaTeX can only parse string typed expression = magnesium klorida
*tidak perlu menyebutkan angka indeks
Jika logam transisi maka kita perlu menuliskan biloksnya untuk membedakan tiap senyawa yang dapat dibentuk oleh dua jenis unsur yang sama. Hal ini karena logam transisi umumnya memiliki biloks lebih dari satu, sehingga aturan penamaannya menjadi:
Nama logam(biloks logam)_nama nonlogam+ida
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression = Besi (II) oksida
KaTeX can only parse string typed expression = Besi (III) oksida
Senyawa ionik terdiri atas kation (ion +) yang berasal dari logam dan anion (ion -) yang berasal dari nonlogam. Untuk menyatakan rumus kimia dari senyawa ionik dapat dituliskan dengan menyebutkan kation terlebih dahulu baru diikuti dengan anionnya.
Contohnya senyawa natrium klorida ditulis sebagai NaCl bukan ClNa.
Rumus senyawa ion mengikuti pola:

*jika a dan b = 1 maka tidak perlu dituliskan. Rumus senyawa ion ditentukan berdasarkan perbandingan muatan kation dan anion. Jumlah muatan positif dan negatif harus sama.
Contoh:
KaTeX can only parse string typed expression + KaTeX can only parse string typed expression → KaTeX can only parse string typed expression (natrium klorida)
KaTeX can only parse string typed expression + KaTeX can only parse string typed expression → KaTeX can only parse string typed expression (magnesium klorida)
KaTeX can only parse string typed expression + KaTeX can only parse string typed expression → KaTeX can only parse string typed expression (natrium sulfat)
KaTeX can only parse string typed expression + KaTeX can only parse string typed expression → KaTeX can only parse string typed expression (kalium oksida)
Pada soal ditanyakan rumus kimia dari kalium oksida, fosfor pentaoksida (seharusnya difosfor pentaoksida), besi (II) sulfida, dan aluminium sulfat. Mari kita bahas satu-persatu:
1) kalium oksida dibentuk oleh unsur logam utama kalium (K) dan nonlogam oksigen (O) sehingga mengiktui aturan tatanama senyawa biner ionik. unsru K dapat membentuk ion KaTeX can only parse string typed expression dan oksigen membentuk ion KaTeX can only parse string typed expression. Dengan demikian rumus kimia kalium oksida adalah:

2) difosfor pentaoksida dibentuk oleh unsur nonlogam fosfor (P) dan nonlogam oksigen (O) sehingga mengikuti aturan tatanama senyawa biner kovalen, sehingga kita perlu menyebutkan angka indeks dari unsurnya. Dengan dekimian rumus kimia difosfor pentaoksida adalah KaTeX can only parse string typed expression.
3) besi (II) sulfida dibentuk oleh unsur logam transisi besi (Fe) dan nonlogam sulfur (S) sehingga mengikuti aturan tatanama senyawa biner ionik transisi. Pada nama senyawa terdapat angka dua romawi di dalam kurung yang menunjukkan biloks atau muatan dari logam Fe. Kita tahu sulfur dapat membentuk ion KaTeX can only parse string typed expression, sehingga rumus kimianya menjadi:

4) aluminium sulfat adalah senyawa ionik terner yang berupa garam dan dibentuk oleh kation aluminium KaTeX can only parse string typed expression dan anion sulfat KaTeX can only parse string typed expression, dengan demikian rumus kimianya menjadi:

Kesimpulan
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa rumus kimia dari kalium oksida, fosfor pentaoksida, besi (II) sulfida, dan aluminium sulfat berturut-turut adalah KaTeX can only parse string typed expression, KaTeX can only parse string typed expression, KaTeX can only parse string typed expression, dan KaTeX can only parse string typed expression. Jadi, jawaban yang benar adalah D.
Pelajari Materi Terkait di Pahamify