3. Bagaimana sifat-sifat unsur gas mulia dilihat dari jari-jari atom, energi ionisasi, dan keelektronegatifan? 

Soal diatas ditanyakan tentang sifat-sifat unsur gas mulia, maka dapat dikerjakan menggunakan konsep gas mulia. Gas mulia terdiri dari unsur Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn).

Identifikasi Konsep

Data jari-jari dan energi ionisasi gas mulia sebagai berikut.
<img src="https://storage.pahamify.com/DoubtSolving/production/CourseId-11/ChapId-86/LessonId-233/ModuleId-2/QuestionCode-21GLF2S133H/205.PNG" />

Jari-jari adalah jarak dari inti ke elektron pada kulit terluar. Jari-jari atomnya makin kebawah dalam satu golongan semakin panjang, karena ada penambahan nomor atom dan jumlah kulit. Akibatnya, dari He ke Rn semakin mudah membentuk dipol sesaat dan gaya van der Waals semakin kuat. Semakin kuatnya gaya van der Waals menyebabkan titik didih dan titik leleh gas mulia dari atas ke bawah semakin tinggi.
Selain itu penambahan jari-jari juga menyebabkan kereaktifan gas mulia bertambah besar.

Gas mulia sendiri tidak mempunyai kecenderungan untuk membentuk ikatan karena konfigurasi elektronnya sudah stabil. Jadi, reaksi gas mulia terjadi karena serangan dari pereaksi lainnya. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa gas mulia hanya akan bereaksi dengan unsur-unsur yang mempunyai daya tarik elektron besar, seperti fluorin dan oksigen. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari bertambah sehingga daya tarik inti terhadap elektron valensi semakin lemah (makin mudah ditarik oleh unsur lain).

Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar dari suatu atom/ion dalam keadaan gas. Energi ionisasi dari atas ke bawah dalam satu golongan semakin kecil dan bahkan untuk xenon dan radon mempunyai energi ionisasi lebih rendah dari hidrogen (energi ionisasi hidrogen =  1.312 kJ/mol). Hal tersebut menjelaskan kemudahan unsur xenon, radon, dan kripton melepaskan elektron dan makin mudah ditarik oleh unsur lain untuk membentuk senyawanya dari pada helium, neon, dan argon. Radon ternyata dapat bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan xenon memerlukan pemanasan atau penyinaran untuk memulai reaksi. Kripton lebih sukar bereaksi dan hanya bereaksi dengan fluorin jika disinari atau diberi loncatan muatan listrik.

Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam senyawanya. Gas mulia tidak memiliki nilai keelektronegatifan karena konfigurasinya telah stabil (elektron valensinya duplet dan oktet). Sehingga tidak dapat menarik elektron dari unsur lain untuk berikatan membentuk senyawa.   


Pembahasan