3. Dibawah ini termasuk gangguan pada indera pendengaran karena kegagalan konduksi/tuli konduksi, KECUALI ... a. penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen b. penebalan atau pecahnya membran timfani c. kekakuan hubungan stapes pada fenestaovali d. pengapuran tulang pendengaran e. kerusakan saraf auditorius 

Apa lagu kesukaan kalian? K-Pop? J-Pop? Lagu dari band indie Indonesia? Atau lagu western?

Thanks to telinga kita yang bisa membuat kita menikmati musik yang asik! Kita bisa mendengar lagu-lagu tersebut karena adanya proses pendengaran.

Tapi, organ pendengaran kita ternyata tidak luput nih dari gangguan atau masalah, baik masalah ringan maupun berat. Kalau masalahnya berat, kita bisa sampai menjadi tuli.

Dalam konsep Gangguan pada Sistem Indra, kita mengenal 2 kelompok gangguan pada telinga, yaitu gangguan konduksi (karena gelombang tidak bisa disalurkan dengan baik ke dalam telinga) dan gangguan sensorineural (gelombang sudah tersalurkan tetapi ada kerusakan saraf yang membuat impuls tidak bisa diterima dan diproses otak). Lihat yuk!

Identifikasi Konsep

Sebelumnya, mari kita ingat dulu nih proses terjadinya pendengaran secara singkat.

Saat ada sesuatu yang bergetar (benda bergerak, pita suara saat orang berbicara dll), getaran itu menciptakan gelombang. Gelombang masuk ke telinga, dan ditangkap membran timpani. Membran timpani bergetar, dan menggetarkan tulang pendengaran (malleus, incus, stapes). Getarannya terus merambat ke fenestra ovali, lalu ke organ koklea. Di koklea ada sel-sel rambut yang akan bergetar dan getarannya berubah menjadi impuls. Impuls diteruskan sel rambut ke otak oleh saraf auditori dan diproses otak.

Gangguan pada sistem pendengaran antara lain :

<ul><li>Penyumbatan earwax atau cerumen</li></ul>
Earwax adalah substansi berbentuk pasta yang ada di saluran telinga (lebih akrab disebut “kotoran” telinga). Fungsinya melembabkan bagian dalam telinga dan sebagai filter yang melindungi telinga dari benda-benda yang mungkin bisa masuk, seperti serangga kecil dan bakteri.

Earwax adalah campuran dari kulit mati (dari kulit saluran telinga), yang bercampur dengan sekresi dari kelenjar minyak di kulit. Apabila jumlahnya terlalu banyak, maka akan menghalangi getaran udara untuk masuk dan ditangkap oleh membran timpani, mengakibatkan berkurangnya pendengaran yang termasuk dalam gangguan konduksi.

<ul><li>Pecahnya membran timpani/gendang telinga</li></ul>
Membran timpani adalah bagian pertama dari telinga yang bergetar saat menerima gelombang. Apabila terjadi kerusakan mekanis pada bagian ini, gelombang tidak bisa disalurkan dengan baik ke tulang pendengaran, karena gelombang tidak bisa secara langsung menggetarkan tulang pendengaran yang terletak di telinga bagian tengah.

Jika gendang telinga rusak, maka penderitanya akan tuli/pendengaran sangat terganggu (tergantung tingkat keparahan), dan gangguan ini termasuk dalam gangguan konduksi.

Penyebab dari rusaknya gendang telinga antara lain aktivitas fisik (membersihkan earwax dengan benda keras, mendengar bunyi yang terlalu keras), infeksi (yang menyebabkan inflamasi pada saluran telinga sehingga berpotensi mendorong gendang telinga ke arah luar sampai rusak), dan adanya perbedaan drastis tekanan antara telinga luar dan telinga tengah, seperti saat menyelam dan naik pesawat.

<ul><li>Masalah pada tulang pendengaran</li></ul>
Tulang pendengaran ada 3, yaitu malleus (martil), incus (landasan), dan stapes (sanggurdi). Gangguan yang biasanya menyerang bagian ini adalah Otosklerosis atau pengapuran tulang telinga, yaitu kelainan yang membuat tulang pendengaran di telinga tengah menyatu atau menjadi lebih kaku sehingga sulit menghantarkan suara.

Penyebabnya adalah kelainan genetik yang diturunkan, bukan karena sebab dari luar. Efeknya adalah menjadikan penderitanya tuli. 
Selain menjadi kaku, penyakit ini juga membuat tulang telinga tidak bisa terhubung dengan baik dengan fenestra ovalis (bukaan berselaput yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam), sehingga gelombang tidak bisa disampaikan ke kokela dengan baik. Gangguan ini termasuk dalam gangguan konduksi.

<ul><li>Kerusakan saraf telinga</li></ul>
Gangguan ini terjadi saat saraf yang seharusnya menghubungkan telinga dengan otak rusak/tidak bekerja/terganggu, sehingga menyebabkan tuli. Bukan karena gelombang suara tidak bisa ditangkap telinga, tetapi karena gelombangnya tidak bisa dibawa ke otak untuk diproses sama sekali. Gangguan ini bukan gangguan konduksi, tetapi gangguan sensorineural.

Pembahasan Identifikasi masalah dan solusi

Jadi, gangguan pada indera pendengaran karena kegagalan konduksi/tuli konduksi, kecuali E, kerusakan saraf auditorius.