70. Pada suatu populasi tupai yang berjumlah 2.400 ekor, diketahui bahwa tupai ekor normal yang ditentukan oleh gen dominan berjumlah 2016 dan sisanya memiliki ekor berbentuk melingkar yang ditentukan oleh gen resesif. Frekuensi genotipe tupai berekor normal heterozigot adalah .... 0,36 d. 0,16 b. 0,38 0,4 0,48 a. e. . 

Siapa yang udah gak asing lagi sama Hardy Weinberg? Yup betul yaitu hukum kesetimbangan. Suatu kondisi dimana alel dan genotip frekuensinya akan konstan. Indonesia populasi manusianya sangat besar biasanya Hardy-Weinberg ini bisa digunakan untuk menghitung kemungkinan tupai yang punya sifat ekor melingkar dan yang normal. Kok bisa sih? Nah inget ya hukum kesetimbangan ini berlaku dalam kondisi tertentu atau ada syaratnya. Karena itu konsep yang akan kita bahas adalah mengenai Hukum Hardy-Weinberg.


Identifikasi Konsep

Siapa yang suka hitungan? Jangan salah di biologi kita juga masih menghitung hitung loh yup betul ada Hukum Hardy Weinberg yang bisa memprediksi jumlah orang yang terkena penyakit, carrier ataupun normal dalam suatu penduduk. Wah kok bisa sih? Nah tapi ingat hukum ini hanya bisa berlaku dalam kondisi tertentu. Dalam soal ditanyakan berapa ya frekuensi tupai genotip normal heterozigot? Mari kita simak pembahasan dibawah ini!

Dalam hukum Hardy-Weinberg dikatakan frekuensi alel dan gen dalam suatu populasi akan tetap loh jumlahnya dari generasi ke generasi dalam kondisi tertentu. Kita inget inget dulu nih alel tuh apa sih? Alel adalah gen yang punya posisi pada kromosom yang sama, tapi punya sifat bervariasi. Sedangkan kalau gen itu adalah unit yang mewariskan sifat kepada setiap individu. Terus jangan lupa ada beberapa kondisi yang menyebabkan Hukum Hardy-Weinberg bisa berlaku. Apa saja, ya? Salah satu kondisi yang mensyaratkan berlakunya hukum ini adalah jumlah populasi harus besar. Populasi yang besar nantinya akan memungkinkan terjadinya perkawinan acak dan tingkat fertilitas dan viabilitas yang sama. Selain itu, syarat lain adalah tidak adanya mutasi, seleksi alam, dan migrasi.

Nah selanjutnya kita akan bahas nih bagaimana ya rumusnya? Ada 2 persamaan yang nantinya akan membantu kita mencari frekuensi alel maupun genotip. Apa saja ya? Mari kita cek!
p+q =1 			(1) digunakan untuk menentukan frekuensi alel
p² + 2.p.q + q² = 1	(2) digunakan untuk menentukan frekuensi genotipe
Keterangan:
p		= alel dominan
q		= alel resesif
p² 	= genotipe homozigot dominan
2.p.q	= genotipe heterozigot
q²	= genotipe homozigot resesif

Diketahui:
Jumlah populasi = 2400
Normal homozigot merupakan gen dominan (homozigot + heterozigot) maka disimbolkan (p²  + 2pq) = 2016/2400 = 0.84
Ditanyakan: Berapa frekuensi genotip normal heterozigot?
Jawab:
Karena yang normal homozigot itu dominan yaitu maka genotipnya p^2 dan alelnya p dan jika heterozigot 2pq genotipnya
p²  + 2pq= 0,84 
untuk mencari alel dominan kita pakai rumus untuk mencari alel resesif (q)
p² + 2pq+q²  = 1
0.84 + q²  = 1
q²  = 0.16
q = √0.16
q =  0.4
untuk mencari alel dominan kita pakai rumus untuk mencari alel dominan (p)
p+q = 1
p  = 1- 0.4
p = 0.6
frekuensi genotip heterozigot (2pq) = 2 (0.6) (0.4) = 0.48


 Pembahasan Identifikasi masalah dan solusi

Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan kalau dari perhitungan hukum kesetimbangan Hardy Weinberg bahwa frekuensi tupai ekor normal heterozigot 0.48 Jawaban yang tepat ditunjukan oleh pilihan C. 
