Peristiwa fatamorgana merupakan . A. refraksi B. refleksi 1. C. difraksi D. dispersi С. 


Fatamorgana adalah  gejala optis yang kelihatan seperti genangan air padahal sebenarnya adalah daratan panas. Dasar dari analisis peristiwa fatamorgana adalah hukum pembiasan snellius dan terjadinya pemantulan sempurna, oleh karena itu nanti akan di awali hukum snellius dan selanjunya akan diterapkan pada peristiwa fatamorgana. 


Identifikasi Konsep

Konsep 1: Hukum Snellius dan pemantulan sempurna

 <img src="https://storage.pahamify.com/DoubtSolving/production/CourseId-79/ChapId-663/LessonId-1596/ModuleId-2/QuestionCode-21HKOXF5VR3/2e.png" />

Hukum pembiasan Cahaya atau Hukum Snellius yaitu:
1.	Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak satu bidang datar.

2.	cahaya datang dari medium renggang (indeks bias kecil) ke medium rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan/dibelokkan mendekati garis normal, sehingga sudut datang (i) > sudut bias (r). lihat gambar tengah

3.	cahaya datang dari medium rapat (indeks bias besar) ke medium renggang (indeks bias kecil) akan dibiaskan/dibelokkan menjauhi garis normal, sehingga sudut datang (i) < sudut bias (r). lihat gambar kiri.

4.	Sinar datang tegak lurus permukaan batas antara dua medium (berimpit dengan garis normal) maka sinar akan diteruskan. Lihat gambar kanan

Ada peristiwa penting dari berlakunya hukum pembiasan, yaitu peristiwa pemantulan sempurna. Hal ini berkaitan dengan poin ke 3 hukum pembiasan snellius, jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium renggang, maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal. Jika sudut sinar datang kita perbesar, maka sudut bias akan semakin besar pula. Suatu saat, sudut bias akan sama dengan 90°. Hal ini berarti sinar dibiaskan sejajar dengan bidang batas antar medium.

Jika sudut datang kita perbesar lagi, maka sinar datang tidak lagi dibiaskan, akan tetapi dipantulkan. Peristiwa inilah yang kita sebut dengan pemantulan total atau pemantulan sempurna (gambar 1)

 <img src="https://storage.pahamify.com/DoubtSolving/production/CourseId-79/ChapId-663/LessonId-1596/ModuleId-2/QuestionCode-21HKOXF5VR3/3b.png" />

Konsep 2: Terbentuknya Lapisan udara yang berberda kerapatan
Fatamorgana terjadi saat udara di permukaan tanah sangat panas, misalnya pada permukaan aspal jalan dan di gurun pasir. Hal ini mengakibatkan lapisan udara yang dekat permukaan bumi lebih panas daripada lapisan udara di atasnya, semakin ke atas maka lapisan udara semakin dingin. Udara panas menyebabkan partikel udara bergerak lebih cepat sehingga jarak partikel semakin renggang yang artinya indeks bias semakin kecil. Sedangkan lapisan udara yang lebih dingin menyebakan udara bergerak relatif lebih pelan sehingga jarak partikel lebih rapat dan indeks bias menjadi lebih besar.

Konsep 2: Terbentuknya Fatamorgana
 Saat kita melihat benda prosesnya adalah sinar matahari mengenai benda kemudian dipantulkan ke mata kita dan diterjemahkan sebagai benda yang kita lihat. Sekarang kita analisa peristiwa terjadinya fatamorgana:
	
 <img src="https://storage.pahamify.com/DoubtSolving/production/CourseId-79/ChapId-663/LessonId-1596/ModuleId-2/QuestionCode-21HKOXF5VR3/3a.png" />

Ketika kita melihat padang pasir, Sinar 1 mengenai padang pasir kemudian dipantulkan ke mata dan diterjemahkan oleh mata dan otak kita sebagai padang pasir. Namun saat terjadi lapisan-lapisan udara yang suhunya berbeda, sinar tersebut (selanjunya kita sebut sinar 2) mengalami pembiasan berkali-kali. Sinar 2 menjalar dari medium rapat ke medium lebih renggang akan dibiaskan menjauhi garis normal (salah satu contoh dititik O) begitu seterusnya hingga pada titik P sudut datangnya lebih besar dari sudut kritis dan yang terjadi sinar akan dipantulkan menuju mata kita, tanpa terlebih dahulu mengenai padang pasir. Hal inilah yang mengakibatkan mata dan otak kita menerjemahkan apa yang dilihat sebagai genangan air/warna biru, yang sebenarnya adalah warna langit disiang hari bukan genangan air.

Pembahasan Identifikasi masalah dan solusi


Peristiwa fatamorgana terjadi akibat adanya lapisan udara yang berbeda kerapatan karena pengaruh suhu udara. Hal ini menyebabkan sinar yang seharusnya mengenai gurun pasir dan ditangkap mata kita, dibiaskan berkali-kali dan pada titik tertentu akan mengalami pemantulan sempurna kemudian ditangkap oleh mata kita. (jadi poin pentingnya ada peritiwa pembiasan/refraksi dan pemantulan/refleksi sempurna). Kita buat opsi tambahan “e”
